Sengketa Wilayah Slavonia Timur
Slavonia Timur adalah sebuah wilayah yang memiliki luas 850 mil persegi yang berada di wilayah timur negara Kroasia, berbatasan dengan Serbia. Daerah tersebut memiliki sejumlah potensi, antara lain industri ringan, pertanian, dan penghasil minyak paling utama pada masa Yugoslavia (menghasilkan 5.200 barrel minyak per hari pada dekade 1980an). Sebelum terjadi perang pada tahun 1991 Slavonia Timur menjadi tempat bagi 150.000 penduduk etnis Kroasia, Hungaria, dan muslim, serta 68.000 orang Serbia.
Pada tahun 1991 Slavonia Timur menjadi lokasi pertempuran antara etnis Kroasia dan Serbia. Paramiliter Serbia yang didukung oleh Tentara Yugoslavia Serbia (JNA) berperang melawan tentara Kroasia untuk merebut daerah tersebut. Vukovar, yang menjadi ibukota Slavonia Timur, diduduki oleh tentara Yugoslavia dalam agresi militer yang berlangsung selama empat bulan. Tentara Serbia Kroasia kemudian mengambilalih Slavonia Timur, memaksa ribuan orang Kroasia keluar dari daerah tersebut dan tinggal di kamp-kamp pengungsian, baik di dalam maupun di luar wilayah Kroasia. Pengadilan perang internasional di Den Haag, Belanda, mengajukan tuntutan kepada tiga orang pejabat penting JNA atas tuduhan telah melakukan pembunuhan lebih dari 200 tawanan Kroasia di luar kota Vukovar.
Sepanjang tahun 1995 tentara Kroasia menjalankan aksi ofensif untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Serbia, kecuali Slavonia Timur. Basic Agreement on the Region of Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (atau Erdut Agreement) yang berlaku sejak tanggal 12 November 1995 memberikan integrasi damai atas wilayah Slavonia Timur kepada pihak Kroasia. Erdut Agreement tersebut meminta Dewan Keamanan utuk menetapkan pemerintahan transisi atau membantu pelaksanaan perjanjian tersebut. PBB menindaklanjuti permintaan tersebut dengan membentuk UN Transitional Administration for Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES) pad tanggal 15 Januari 1996 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1037.
Referensi:
Peaceful Stabilization Force (SFOR) (1997). Bosnia Country Handbook. DIANE Publishing.
Read more...
Pada tahun 1991 Slavonia Timur menjadi lokasi pertempuran antara etnis Kroasia dan Serbia. Paramiliter Serbia yang didukung oleh Tentara Yugoslavia Serbia (JNA) berperang melawan tentara Kroasia untuk merebut daerah tersebut. Vukovar, yang menjadi ibukota Slavonia Timur, diduduki oleh tentara Yugoslavia dalam agresi militer yang berlangsung selama empat bulan. Tentara Serbia Kroasia kemudian mengambilalih Slavonia Timur, memaksa ribuan orang Kroasia keluar dari daerah tersebut dan tinggal di kamp-kamp pengungsian, baik di dalam maupun di luar wilayah Kroasia. Pengadilan perang internasional di Den Haag, Belanda, mengajukan tuntutan kepada tiga orang pejabat penting JNA atas tuduhan telah melakukan pembunuhan lebih dari 200 tawanan Kroasia di luar kota Vukovar.
Sepanjang tahun 1995 tentara Kroasia menjalankan aksi ofensif untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Serbia, kecuali Slavonia Timur. Basic Agreement on the Region of Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (atau Erdut Agreement) yang berlaku sejak tanggal 12 November 1995 memberikan integrasi damai atas wilayah Slavonia Timur kepada pihak Kroasia. Erdut Agreement tersebut meminta Dewan Keamanan utuk menetapkan pemerintahan transisi atau membantu pelaksanaan perjanjian tersebut. PBB menindaklanjuti permintaan tersebut dengan membentuk UN Transitional Administration for Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES) pad tanggal 15 Januari 1996 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1037.
Referensi:
Peaceful Stabilization Force (SFOR) (1997). Bosnia Country Handbook. DIANE Publishing.